Sunday 2 September 2018

Sincerely, Don Part 4

Hari kedua New York memiliki matahari.

Kaira baru saja selesai menyuapi Diana makan bubur, adiknya kembali terlelap karena dokter memberikan obat tidur padanya. Diana tidak bisa bergerak terlalu sering karena jantungnya lemah jadi dokter membiarkan gadis itu tidur sambil menunggu waktunya operasi - yang Kaira sendiri tidak tahu kapan.

Kaira kembali berjalan-jalan di taman rumah sakit, suasana disana menenangkan. Beberapa burung bersahutan dan lagi-lagi Kaira memilih angsa palsu itu sebagai objek favoritnya meskipun sebenarnya dirinya hanya terdiam memikirkan hal lain.

Kali ini pikirannya semakin berat, ia adalah seorang pengangguran dengan beban biaya rumah sakit yang harus ia bayar setiap seminggu sekali. Entah harus membayar dengan apa.

"Hari pertama sebagai pengangguran ?"
"Alex..."
"Bagaimana dengan lukamu ?"
"Aku baik-baik saja..."

Alex menatap arah Kaira membuang pandangan, lagi-lagi angsa itu lebih menarik perhatian Kaira daripada dirinya.

"Beberapa bulan lalu ayahku meninggal..."
"Oh... aku turut berduka cita..."
"Bukan itu yang ingin aku bicarakan..."
Kening Kaira mengernyit "Jadi ?"

"Ayahku meninggalkan kantor dalam keadaan sibuk, bahkan ia tidak memberikanku seorang sekretaris yang bisa membantu" ujar Alex lagi, Kaira menoleh dan masih belum mengerti.

"Well, bisakah kau membantuku di kantor sebagai sekretarisku ? Hmm aku akan membayar gajimu dengan layak" Ucap Alex sambil menatap angsa palsu itu. Kaira melebarkan matanya dengan tidak percaya.

"Kau serius ?"
"Aku tidak pernah bercanda saat berbicara mengenai pekerjaan"
"Alex... aku..."
"Tidak berat, kau hanya perlu menyusun beberapa file, menyiapkan bahan rapatku, dan mencatat beberapa hal..."
Gadis itu tersenyum, "Terima kasih..." Kaira menitikan airmatanya.
"Berhentilah menangis, aku tahu kau memikirkan itu..."
Kaira menatap sepasang angsa palsu itu kembali, kali ini sambil tersenyum.

Kaira menatap Alex sekali lagi, lalu mengulurkan tangannya, Alex menjabatnya dengan perasaan bingung. "Namaku Kaira... Kaira Johnson..." Alex tersenyum kearahnya.

**

Hari ini Alex meminta Kaira untuk datang ke kantor, gadis itu sempat bingung dengan apa yang harus ia kenakan. Pekerjaannya selama ini tidak mengharuskannya mengenakan kemeja sopan. Baju-bajunya hampir semua kekurangan bahan - mengutip kalimat Diana.
Tidak terlalu melelahkan, ia hanya duduk di depan ruangan Alex dan mengetik jadwal rapat. Alex mengatakan ia sibuk dikantor tapi pada kenyataannya Alex tidak melakukan apa-apa.

Alex hanya memiliki beberapa rapat di akhir pekan yang beberapa diantaranya juga hanya diwakilkan oleh wakil direktur. Sedangkan Alex sendiri hanya duduk di ruangannya, sesekali memanggil Kaira masuk dan memberitahu apa yang harus ia kerjakan. Itu pekerjaan mudah.

"Kerumah sakit ?" pertanyaan itu cukup membuat Kaira terkejut.
"Ya..." jawab gadis itu singkat sambil tersenyum.

Hari ini beberapa kali Alex melihat senyum manisnya, Kaira terlihat sedikit bahagia meskipun Alex tahu bahwa Kaira masih memikirkan biaya operasi adiknya.

"Aku juga akan kerumah sakit, menengok ibuku"
"Ibumu sakit ?"
Alex tertawa kecil "Jadi kau tidak tahu bahwa ibuku adalah dokter kepala dirumah sakit ?"
Kaira mengernyitkan dahinya "Benarkah ?"

Alex mengangguk, "Dan malam ini ibuku pasti akan kesepian karena kedua pelayan dirumah akan pulang"
"Kau tidak tinggal bersama ibumu ?"
"Kau pikir aku masih kecil ? Tentu saja tidak. Aku tinggal di apartemenku dekat dengan kantor"

"Oh..."
"Dan seharusnya kau tidak memanggilku dengan nama Alex... Tapi Pak, atau tuan..."
"Maaf..."
"Aku bercanda. Kau tegang sekali"
"Aku tahu selisih usia kita berbeda beberapa tahun, jadi memang seharusnya aku memanggilmu..."
"Beberapa tahun ? Aku tiga puluh dua tahun"

Kaira membesarkan matanya "Benarkah ?"
"Apa maksudmu menatapku seperti itu ?"
Kaira menelan ludah dengan canggung "Tidak... maaf..."

"Ah waktuku akan habis jika harus mendengarkan maafmu... ayo, aku lapar sekali" Alex menarik pergelangan tangan Kaira dengan lembut, gadis itu hanya mampu menatapnya sambil berjalan mengikuti langkah Alex.

**

"Tadi dokter datang dan menanyakan tentang operasi Diana..."
Mata Kaira berubah sendu, "Aku akan memikirkannya..." ucap Kaira, menatap Diana yang sedang tertidur lalu berjalan keluar.

Ia duduk di depan kamar diana. Ia menatap bulan yang cerah, berwarna kekuningan memancarkan sinar yang kemudian berubah menjadi buram. Airmatanya menetes, sangat deras hingga ia tidak mampu menghapusnya lagi dan berlari kearah taman yang gelap namun terangi beberapa lampu disekitarnya. Ia tidak bisa melihat sepasang angsa palsu dengan jelas.

"Maafkan aku, bu..." bisiknya serak.

"Kau disini ?" suara Alex mengejutkannya.
Kaira dengan cepat menghapus airmatanya, berusaha menyembunyikan kesedihannya lalu memaksakan seulas senyum kearah Alex.
"Pantas saja dokter tidak bisa mencarimu..."
"Ada apa ?"
"Tadi dokter mengatakan bahwa adikmu akan di operasi besok pagi..."
Kaira terkejut.
"Bagaimana..."
"Kaira, sekarang kau adalah salah satu karyawanku dikantor. Lalu kau tidak meminta bantuanku. Dan aku harus menemui dokter itu sendiri dan mengatakan bahwa biaya operasi sudah lunas..."

Alex tidak mampus melanjutkan kalimatnya karena Kaira sudah memeluknya dengan sangat erat.
"Terima kasih Alex... Terima kasih..." bisiknnya pelan, airmata Kaira sudah membanjiri kemeja Alex namun pria itu senang.

Kaira melepas pelukannya dengan canggung "Maaf..."
"Maaf lagi ?" Alex memegang wajah Kaira dengan kedua telapak tangannya.
"Aku tidak mau melihat airmatamu lagi, Kaira..." bisik pria itu, dengan lembut mendaratkan ciuman lembut pada kening Kaira.

-BERSAMBUNG-

1 comment:

  1. Coin Casino - casinowatch.com
    › casino › casino 코인카지노 도메인 1 day ago — 1 day ago The Best Coin Casino List. A full list of games, live dealers, and bonus codes from online casinos. Register and get your coins.

    ReplyDelete